Bagus Photo Studio=
Home » , » Usai Serang soal Ijazah,Roy Suryo Kini Cecar KKN Jokowi di Wonosegoro : yang Benar 1983 atau 1985?

Usai Serang soal Ijazah,Roy Suryo Kini Cecar KKN Jokowi di Wonosegoro : yang Benar 1983 atau 1985?

Written By Admin on Selasa, 17 Juni 2025 | 6/17/2025 07:21:00 PM

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sekaligis pakar telematika, Roy Suryo, kembali mencecar Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) soal keabsahan ijazahnya.


Terbaru, Roy Suryo menyoroti beda pengakuan Jokowi soal tahun ketika Kuliah Kerja Nyata (KKN).


Kata Roy Suryo, pengakuan Jokowi berbeda dari pernyataan Bareskrim Polri dan saksi yang dijumpai Rismon Sianipar.


Sebelumnya, berdasarkan hasil penyelidikan, Bareskrim Polri menemukan bukti kuliah lapangan dan KKN yang dijalankan Jokowi saat kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).


Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro mengungkap Jokowi melakukan kuliah lapangan dan KKN.


1. Kuliah lapangan 1 lama satu hari di Banjarejo Ngawi pada tahun 1980. 


2. Kuliah lapangang 3 hari di Baturaden dan Cilacap 1982.


3. Investaris hutan di Banjarejo tahun 1982.


 4. Praktik umum lama 2 bulan di Madiun, Cepu dan Rembang 1983


5. KKN 3 bulan di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali 1983


6. Probleman kehutanan lama 3 setengah bulan di Kotamadya Surakarta pada 1984-1985.


Rismon Sianipar menuding jika Jokowi melakukan KKN fiktif karena menurutnya Kecamatan Wonosegoro baru ada pada tahun 200an.


"Bagaimana mungkin seseorang belum ada desanya KKN di situ. Kita juga kalau bisa nanti meminta camatnya untuk membongkar arsip kembali mahasiswa UGM. Iseng-iseng untuk investigasi lapangan," kata Rismon Sianipar.


Soal tuduhan KKN fiktif ini, Jokowi menegaskan jika memang menuduh palsu, harus bisa untuk membuktikan yang asli.


"Ya semuanya kalau menuduh palsu itu harus bisa membuktikan, palsunya di sebelah mana. Kalau memang sudah menuduh ya nanti bisa digugat balik. Yang jelas lihat aslinya saja belum pernah lihat kok bisa menyatakan palsu itu darimana," kata Jokowi.


Ia menerangkan melakukan KKN di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.


Di sinilah Jokowi membuat pengakuan berbeda dari temuan Bareskrim Polri.


Jokowi mengaku melakukan KKN pada tahun 1985 awal, berbeda dengan Bareskrim yang menyebut Jokowi KKN tahun 1983.


"Tahunnya seingat saya 85 awal. Cek. Dekat saja dari sini, cek. Cek 50 orang ke sana, bareng-bareng. Ya itu coba saja jangan orang itu (Rismon). Peristiwanya sudah 40 tahun yang lalu," kata Jokowi.


Ia menyarankan untuk menemui mantan kepala desa atau anak-anaknya.


"Tanya ke dulu kepala desanya, kalau sudah beliau dulu waktu saya KKN sudah agak sepuh ya tanya ke putra putrinya. Gampang. Dekat kok. Nanti KKNnya. KKLnya dimana, study tournya ada dimana, kuliah kerja lapangan dimana, ampun, ampun," kata Jokowi sambil tertawa.


Pernyataan Jokowi itu pun mendapat respons dari Roy Suryo.


"Banyak sekali apa yang dilakukan itu kan internal gak melibatkan pihak yang objektif. Misalnya yah di desa KKN, Desa Ketoyan di Wonosegoro, kemarin bang Rismon dan kawan-kawan menemukan semua itu 'katanya' di sana," katanya.


Roy mengatakan semua pihak yang ditanyai Rismon kompak menjawab Jokowi KKN tahun 1983.


"Dan tampak semua tampak dikondisikan semua bilang 83, pak Jokowi 3 hari lalu meralat bukan 83 tapi 85 awal, nah blingsatan mereka," katanya.


"Karena mungkin dulu dikasih suruh ngomong 83, jadi sekarang makin terbuka dan semua itu katanya," tambah Roy Suryo.


Kesaksian Warga Wonosegoro Boyolali Bertemu Jokowi saat KKN Tahun 1985


Kuasa hukum Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), Yakup Hasibuan, sudah memastikan jika Jokowi benar-benar Kuliah Kerja Nyata (KKN) semasa berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).


Hal itu disampaikan Jokowi merespons narasi yang menyebut bahwa skripsi dan kegiatan KKN Jokowi adalah palsu.


Sejumlah orang menuding KKN ayahanda Wapres RI itu fiktif, meskipun Mabes Polri sebelumnya menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah asli.


"Sekarang mereka mencoba membangun narasi bahwa skripsinya katanya palsu, kemudian KKN-nya tidak benar katanya, lokasinya sudah dicek dan lain-lain," ujar Yakup dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (15/6/2025).


Yakup merasa jika tudingan ini merupakan manuver dari kelompok yang sebelumnya menggulirkan tuduhan ijazah palsu.


Karena isu ijazah sudah dipatahkan secara hukum, mereka kini mencari celah lain untuk menyerang kredibilitas Jokowi.


 "Artinya semua hal-hal yang mereka coba dalilkan, coba narasikan itu sudah diperiksa dan sudah diselesaikan. Mungkin mereka tidak bisa lagi menarasikan mengenai ijazah karena ijazahnya sudah mutlak asli, mencoba lari ke mana-mana," tegas Yakup.


Kesaksian Warga di Wonosegoro


Lokasi KKN Jokowi yang disebut berada di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, kini tengah jadi sorotan.


Jokowi sebelumnya sudah mengonfirmasi bahwa dirinya menjalani KKN di desa tersebut sekitar awal tahun 1985.


Namun, ahli digital forensik Rismon Sianipar menyebut bahwa saat melakukan penelusuran ke Kecamatan Wonosegoro, dirinya tidak menemukan dokumentasi tertulis maupun foto mengenai kegiatan KKN Jokowi.


"Tidak ada dokumen tertulis apa pun. Tidak ada dokumentasi foto, tidak ada apa pun. Hanya katanya, katanya," ujar Rismon.


Tudingan itu langsung dibalas oleh Pemerintah Desa Ketoyan dan sejumlah warga.


Mereka menyatakan pernah berinteraksi langsung dengan Jokowi saat KKN.


Sekretaris Desa Ketoyan, Tofan Bangkit Sanjaya, membantah klaim yang menyebut desa tersebut baru berdiri tahun 2000-an.


Ia menegaskan bahwa Desa Ketoyan telah eksis sejak tahun 1954 dengan struktur pemerintahan yang lengkap.


"Desa Ketoyan sudah ada sejak tahun 1954. Bahkan saat itu sudah memiliki struktur pemerintahan desa lengkap, termasuk lurah, carik, dan perangkat lainnya," ujar Tofan sambil menunjukkan dokumen autentik seperti buku Later C dan catatan pengangkatan lurah oleh Bupati Boyolali pada 13 September 1954.


Tofan menilai pernyataan yang menyebut desa tersebut baru terbentuk pada tahun 2000-an sebagai tidak akurat dan menyesatkan.


Lantas kesaksian soal KKN Jokowi juga disampaikan Muh Huri (70), warga Desa Ketoyan.


Dia mengaku pernah bertemu langsung dengan Jokowi selama masa KKN yang berlangsung sekitar tiga bulan.


Ia bahkan mengenang momen ketika mereka bersama-sama ke Solo untuk membeli gitar dengan Vespa.


"Yang paling saya ingat, kami sempat mampir ke rumah saudaranya Pak Jokowi, rumahnya di dekat sungai dan banyak kayunya, seperti pabrik mebel," kenangnya.


Huri mengatakan, gitar tersebut rencananya akan digunakan oleh Jokowi untuk menyanyikan lagu "Stuck on You" pada malam perpisahan KKN.


Namun, rencana itu batal karena pengiring musik tidak menguasai lagu tersebut.


Kesaksian lain datang dari Zainal Muhizin (80) yang meyakini bahwa mahasiswa UGM yang tinggal di rumah Lurah Djentoe Abdul Wahab saat itu adalah Jokowi dan teman-temannya.


Jokowi menegaskan bahwa tuduhan palsu terhadap dirinya harus bisa dibuktikan.


Dia mengatakan, penggugat bahkan belum pernah melihat ijazah aslinya.


"Tapi yang jelas wong lihat aslinya aja belum pernah lihat kok, bisa menyatakan palsu itu dari mana," kata Jokowi di Solo.


Ia juga mengingatkan bahwa pencemaran nama baik tidak bisa dibiarkan.


Laporan terkait tuduhan ijazah palsu yang dilayangkannya ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025 kini masih dalam proses penyelidikan.

 

Share this post :

Posting Komentar