Kepala BPBD Jember Sigit Akbari menuturkan, pihaknya sudah turun lapang sejak Selasa lalu. Pemetaan yang sudah dilakukan menemukan bukti kebenaran terjadi kekeringan sumber air di Lingkungan Darungan, Cangkring, dan Tegalbatu. "Kami upayakan waktu itu langsung cek lokasi," katanya, kemarin (25/6).

Ihwal kekeringan tersebut, BPBD telah mendistribusikan 2.500 liter air bersih dalam satu tandon di masing-masing lingkungan kelurahan tersebut. Selain itu, setiap KK yang terdampak juga diberikan satu jeriken kosong berkapasitas 20 liter untuk mengambil air di titik keberadaan tandon. Hal itu agar warga bisa sewaktu-waktu mengambil sendiri jika membutuhkan.

Air yang disiapkan tersebut cukup dipakai puluhan KK di setiap lingkungan untuk kebutuhan memasak dan minum. Selebihnya, kata Sigit, untuk mandi dan mencuci bisa dilakukan warga di sungai.

Hal itu dilakukan setiap hari sampai sumur-sumur terisi kembali. Namun, kata dia, sejak Sabtu (24/6), distribusi air mulai dilakukan dua hari sekali sesuai permintaan warga. "Banyak sumber-sumber (air, Red) yang sudah terisi," ungkap Sigit

Selanjutnya, dia akan mengundang sejumlah pihak terkait seperti PDAM dan swasta untuk berkoordinasi, yang dijadwalkan hari ini (26/6). Agar bisa ikut membantu menangani masalah tersebut dan tidak hanya BPBD yang turun.

Menurutnya, kerja sama sudah dilakukan dengan PDAM setiap tahun. Sinergi tersebut misalnya dilakukan ke beberapa titik daerah kering untuk membagikan air bersih. Sementara, untuk kekeringan di Kelurahan Patrang pihaknya mengakui belum melakukan koordinasi. Sehingga PDAM tidak ikut campur tangan.

Persoalan kekeringan memang setiap tahun terjadi di beberapa daerah Jember. Pencegahan hanya bisa dilakukan BPBD pada daerah yang sebelumnya bukan menjadi langganan kekeringan. "Ini kita cari akar masalahnya, lalu diperbaiki dan setelah itu tidak ada keluhan," jelasnya.

Berbeda dengan yang sudah langganan. Dikatakan, munculnya kekeringan diakibatkan sumur yang sangat dalam. Bahkan, saat musim hujan sudah sulit menjangkaunya. "Sementara ini masyarakat sendiri yang cari solusinya. Kekeringan itu juga jadi kesempatan warga memperdalam sumurnya," papar Sigit.